Saturday, November 3, 2007

Penerima Nobel bidang kimia sebelumnya

dari: Tempo Interaktif
Selasa, 16 Oktober 2007 | 18:52 WIB


* 2006, Roger D. Komberg (Amerika Serikat).
Penelitian tentang bagaimana sel memperoleh informasi dari gen untuk memproduksi protein.

* 2005, Yves Chauvin (Prancis), Robert Grubbs, dan Richard Schrock (Amerika Serikat).
Pengembangan metode metathesis dalam sintesis organik.

* 2004, Aaron Ciechanover, Avram Hershko (Israel), dan Irwin Rose (Amerika Serikat).
Penemuan ubiquitin yang menjadi perantara degradasi protein.

* 2003, Peter Agre, Roderick MacKinnon (Amerika Serikat).
Penemuan saluran dalam membran sel.

* 2002, John B. Fenn (Amerika Serikat), Koichi Tanaka (Jepang), dan Kurt Wuthrich (Swiss).
Pengembangan teknik untuk mengidentifikasi serta menganalisis protein dan molekul biologis berukuran besar lain.

* 2001, William S. Knowles, K. barry Sharpless (Amerika Serikat), dan Ryoji Noyori (Jepang).
Pengembangan katalis chiral pertama kali. Chiral adalah dua bentuk struktural pada kebanyakan molekul.

Hadiah Nobel Bidang Kimia 2007

dari: Tempo Interaktif
Selasa, 16 Oktober 2007 | 18:57 WIB

Hadiah Ulang Tahun Ertl

Gerhard Ertl telah membuang jauh-jauh harapannya meraih Hadiah Nobel bidang kimia 2007 setelah mendengar rekan senegaranya, Peter Gruenberg, memperoleh hadiah serupa untuk bidang fisika sehari sebelumnya. Pakar kimia itu berpikir, tak mungkin Komite Hadiah Nobel memberikan anugerah tersebut kepada ilmuwan Jerman lainnya pada tahun yang sama.

Ternyata tebakannya salah. Profesor emeritus di Fritz-Haber Institute Max Planck Society di Berlin itu memperoleh Hadiah Nobel yang diimpikannya tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-71, Rabu lalu. "Saya tak bisa berkomentar," ujarnya. "Saya tidak menduganya."

Ertl sangat terkejut dengan berita yang diperolehnya pagi itu. Memang hari itu dia telah menyiapkan rencana makan malam berdua dengan istrinya, tapi sekadar merayakan hari ulang tahunnya. Ternyata, ada satu alasan lagi untuk bersenang-senang karena. Sebagai pemenang Nobel, dia juga berhak atas uang US$ 1,54 juta dari Royal Swedish Academy of Sciences atau senilai Rp 13,9 miliar.

Nobel Kimia adalah hadiah ulang tahun kedua yang diterimanya hari itu selain sebatang tongkat. "Ini hadiah ulang tahun terbaik yang bisa diberikan kepada seseorang," ujarnya. "Pada saat itu, bangga adalah perasaan yang paling dominan."

Dalam wawancara dengan sebuah radio Swedia, Ertl mengakui keterkejutan terbesarnya adalah dia tak harus berbagi hadiah dengan ilmuwan lainnya. "Saya sedang duduk di meja kerja dan mengerjakan revisi buku saku yang sedang saya edit," ucapnya. "Ini adalah kulminasi kehidupan seorang ilmuwan. Ini adalah sebuah impian dan tentu saja saya masih harus meyakinkan diri bahwa semua ini nyata."

Penghargaan itu memang layak diterima Ertl. Komite Hadiah Nobel menyatakan penelitian tentang proses kimiawi pada permukaan padat telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Studi Ertl mengembangkan pemahaman mengapa polusi bisa menggerogoti lapisan ozon yang kian menipis dan meletakkan fondasi kimia permukaan modern.

Program langit biru untuk mengurangi polusi udara juga tak mungkin tercapai tanpa pekerjaan pria yang lahir di pinggiran Kota Stuttgart pada 1936 itu. Katalitik konverter yang terpasang dalam sistem pembuangan kendaraan bermotor membuat emisi gas buang lebih bersih dan mengurangi gas berbahaya, misalnya, dibuat menggunakan proses kimiawi permukaan.

Ertl menggunakan mikroskop fotoelektron untuk mempelajari reaksi kimiawi pada permukaan katalitik. Penelitiannya tentang formasi amoniak pada besi terbukti amat penting bagi pabrik pupuk kimia modern. Risetnya soal oksidasi karbon monoksida pada palladium menghasilkan katalis yang membantu emisi gas buang mobil. Belum lagi pembuatan sel bakar yang antipolusi sampai penjelasan mengapa besi bisa berkarat.

"Pengetahuannya memberikan dasar ilmiah kimia permukaan modern," kata Gunnar Oequist, Sekretaris Jenderal Royal Swedish Academy, ketika mengumumkan pemenang anugerah itu. "Metodologi ini digunakan dalam riset akademis ataupun pengembangan proses kimiawi industri."

Ilmu kimia permukaan mulai muncul pada 1960-an, pada industri semikonduktor. Komite Hadiah Nobel mengatakan Ertl adalah pionir kimia permukaan padat yang melihat potensi teknik baru tersebut. Sebelum ilmu ini berkembang, para ilmuwan hanya terpaku pada gas dan cairan.

Kemenangan Ertl disambut gembira oleh komunitas ilmuwan kimia permukaan dan katalisis. "Lebih dari 80 persen bahan kimia dan obat-obatan diproduksi menggunakan katalisis," kata David Jackson, ilmuwan dari University of Glasgow di Skotlandia. Pemahaman proses kimiawi pada permukaan adalah kunci yang memungkinkan pengembangan jalur baru yang lebih baik untuk menciptakan bahan kimia yang kita perlukan."

Penghargaan ini akan diberikan langsung oleh Raja Swedia Carl XVI Gustaf pada sebuah upacara di Stockholm, 10 Desember mendatang. Anugerah ini bukan satu-satunya yang diterima Ertl. Sebelumnya, dia telah menerima Japan Prize pada 1992 dan Wolf Prize bidang kimia pada 1998.

Meski telah masuk jajaran ilmuwan terkemuka Nobel Laureate, Ertl berharap anugerah yang ia peroleh tak akan terlalu banyak mengubah kehidupannya. "Tapi semua pemenang lain mengatakan hal itu pasti terjadi," katanya.